Dulu, main game sering dianggap buang waktu. Tapi sekarang? Jadi pro player e-sport justru bisa bikin kamu tajir melintir. Dunia e-sport udah berubah total — bukan cuma soal prestise dan piala, tapi juga soal gaji, sponsor, dan kontrak bernilai jutaan dolar.
Bayangin, dari yang awalnya cuma main di warnet, sekarang para gamer profesional punya penghasilan setara atlet sepak bola papan atas. Dan yang lebih mind-blowing, sebagian besar dari mereka masih di bawah umur 30 tahun!
Nah, kali ini kita bakal bahas siapa aja pro player e-sport dengan gaji tertinggi di dunia yang beneran bikin melongo — dari pemain Dota 2 sampai Fortnite. Siap kaget lihat angka mereka? Let’s go.
1. Johan “N0tail” Sundstein – Sang Miliarder Digital dari Dota 2
Kalau kita ngomongin e-sport dan uang besar, nama N0tail udah kayak legenda. Gamer asal Denmark ini jadi pemain e-sport dengan penghasilan tertinggi di dunia, dengan total pendapatan lebih dari US$ 7 juta (sekitar Rp 112 miliar) hanya dari hadiah turnamen.
N0tail adalah kapten Team OG, tim yang berhasil memenangkan The International — turnamen Dota 2 paling bergengsi — dua kali berturut-turut (2018 dan 2019). Turnamen ini dikenal dengan hadiah fantastis, dan OG sukses bawa pulang total lebih dari US$ 30 juta.
Kenapa N0tail bisa segede itu:
- Dapat bagian besar dari hadiah turnamen The International.
- Gaji tetap dari kontrak Team OG.
- Penghasilan tambahan dari streaming dan brand sponsorship.
Selain uang, N0tail juga dikenal karena kepemimpinan dan karakter humble-nya. Dia bukti nyata kalau main game bisa jadi karier profesional yang super serius.
2. Kyle “Bugha” Giersdorf – Si Bocah 16 Tahun yang Menang US$ 3 Juta Sekali Main
Tahun 2019, dunia gaming sempat geger.
Seorang remaja Amerika berusia 16 tahun bernama Bugha tiba-tiba jadi jutawan cuma dalam satu malam setelah memenangkan Fortnite World Cup.
Hadiah yang dia menangkan waktu itu sebesar US$ 3 juta (sekitar Rp 48 miliar) untuk kategori solo. Gak heran kalau sejak itu Bugha langsung jadi ikon gamer muda yang sukses banget.
Yang bikin luar biasa, Bugha bukan bagian dari tim besar waktu itu — dia literally main solo dan ngalahin ribuan pemain dari seluruh dunia.
Sumber penghasilan Bugha:
- Hadiah turnamen Fortnite (lebih dari US$ 3,7 juta).
- Kontrak dengan Team Sentinels.
- Sponsor dari merk besar kayak Samsung dan Meta Threads.
- Pendapatan streaming di Twitch & YouTube.
Sekarang Bugha udah dianggap living legend di dunia Fortnite, dan penghasilannya terus naik berkat kolaborasi global dan kehadirannya di turnamen eksklusif.
3. Jesse “JerAx” Vainikka – Supporter yang Jadi Jutawan
Kalau kamu penggemar Dota 2, nama JerAx pasti gak asing. Pemain asal Finlandia ini adalah bagian penting dari Team OG bersama N0tail.
Perannya sebagai support player dikenal legendaris — dia jago banget baca strategi dan bikin musuh panik dengan gameplay-nya yang unpredictable.
Total pendapatannya mencapai US$ 6,48 juta (sekitar Rp 103 miliar), hampir seluruhnya dari The International.
Dan yang menarik, JerAx sempat pensiun muda di usia 27 tahun karena ngerasa capek dari rutinitas kompetitif — tapi tetap jadi salah satu gamer terkaya di dunia.
Kenapa penghasilannya bisa gede banget:
- Juara dunia dua kali berturut-turut di TI.
- Kontrak dan bonus dari OG.
- Kolaborasi dan streaming di Twitch pas masa aktifnya.
JerAx bukti kalau di e-sport, peran “support” bisa sama berharganya kayak “carry.”
4. Anathan “Ana” Pham – Gamer Pendiam yang Cuan-nya Gila
Ana adalah contoh gamer “no drama” tapi prestasinya luar biasa. Pemain asal Australia ini juga bagian dari tim OG yang menang dua kali di The International.
Total pendapatan turnamennya mencapai sekitar US$ 6 juta.
Yang menarik, Ana dikenal jarang aktif di media sosial, jarang wawancara, bahkan sempat vakum beberapa kali dari dunia kompetitif. Tapi tiap dia balik, hasilnya selalu gemilang.
Kenapa Ana unik banget:
- Gak terlalu aktif di publik, tapi prestasinya ngomong sendiri.
- Dikenal sebagai “clutch player” — sering menangin momen kritis.
- Fokus ke performa, bukan popularitas.
Ana bisa dibilang definisi “diam-diam menghanyutkan.” Gamer sejati yang main bukan buat eksposur, tapi karena cinta game-nya.
5. Amer “Miracle-” Al-Barkawi – Dewa Mekanik dari Yordania
Pemain Dota 2 asal Yordania-Polandia ini dikenal sebagai salah satu mechanical player terbaik di dunia.
Dengan penghasilan sekitar US$ 4,8 juta (Rp 76 miliar), Miracle- bukan cuma jago, tapi juga jadi inspirasi buat gamer dari negara-negara Timur Tengah.
Dia sempat main untuk Team OG, lalu gabung Team Liquid dan ikut membawa mereka juara The International 2017.
Gameplay-nya dikenal halus banget — hampir kayak seni. Banyak caster Dota yang bilang, “Kalau Miracle main, musuhnya cuma bisa nonton.”
Sumber penghasilan Miracle-:
- Hadiah turnamen Dota 2 (TI, ESL, Major).
- Kontrak jangka panjang dengan Team Liquid.
- Brand sponsorship gaming gear.
Buat gamer muda, Miracle- adalah bukti kalau kerja keras bisa nembus batas negara dan ngebuka pintu global di industri e-sport.
6. Topias “Topson” Taavitsainen – Pemain Baru yang Langsung Meledak
Topson mungkin salah satu contoh gamer yang kisahnya paling cepat naik daun.
Sebelum gabung OG, dia bukan siapa-siapa di dunia Dota 2 pro scene. Tapi begitu direkrut, kariernya langsung meroket — dua kali juara dunia dalam dua tahun.
Total pendapatannya mencapai US$ 5,6 juta (sekitar Rp 89 miliar) di usia belum genap 25 tahun.
Yang bikin unik, Topson punya gaya main out-of-meta alias suka pake hero aneh tapi tetap menang.
Kenapa dia bisa sukses:
- Ngelanggar “aturan meta” tapi tetap efektif.
- Chemistry kuat sama OG dan N0tail.
- Karismatik dan punya fanbase besar di Asia.
Topson adalah contoh nyata kalau kreativitas dan keberanian ngambil risiko bisa jadi kunci sukses di dunia kompetitif.
7. Lee “Faker” Sang-hyeok – Sang Legenda dari Korea Selatan
Gak mungkin ngomongin e-sport tanpa nyebut nama Faker.
Buat penggemar League of Legends, Faker itu kayak Messi-nya e-sport. Dia udah jadi wajah utama LoL selama lebih dari satu dekade.
Total penghasilan Faker diperkirakan mencapai US$ 5 juta (Rp 80 miliar), belum termasuk gaji tahunan di tim T1 yang dilaporkan mencapai ratusan ribu dolar per bulan.
Selain itu, dia juga punya kontrak eksklusif dengan Nike, Samsung, dan banyak brand Korea lainnya. Bahkan, ada rumor kalau Faker udah jadi pemegang saham kecil di T1.
Kenapa Faker masih relevan:
- Konsistensi luar biasa (main di level tertinggi sejak 2013).
- Disiplin tinggi dan gak pernah tersandung kontroversi.
- Masih jadi ikon global di usia 28 tahun.
Faker bukan cuma gamer, tapi simbol profesionalisme sejati dalam e-sport.
8. Peter “ppd” Dager – Dari Pemain Jadi CEO
Pemain Dota 2 asal Amerika ini dulu dikenal sebagai kapten Evil Geniuses, tim yang menang The International 2015.
Total pendapatannya dari turnamen sekitar US$ 3,1 juta, tapi yang bikin menarik adalah transisinya ke dunia manajemen.
Setelah pensiun, ppd sempat jadi CEO dari tim e-sport Evil Geniuses sendiri.
Artinya, dia gak cuma sukses sebagai pemain, tapi juga sebagai eksekutif di industri yang sama.
Pelajaran dari ppd:
- Karier gamer gak berhenti di depan layar.
- Leadership dan strategi bisa jadi modal sukses jangka panjang.
- Salah satu bukti bahwa e-sport itu ekosistem besar, bukan cuma soal main.
Berapa Sebenarnya Gaji Para Pro Player Ini?
Banyak orang pikir semua penghasilan e-sport cuma dari hadiah turnamen. Padahal enggak.
Berikut sumber utama gaji dan pendapatan para pro player:
- Prize Pool: Hadiah langsung dari turnamen besar.
- Sponsorship: Brand kayak Red Bull, Razer, Logitech, dan HyperX bayar kontrak endorsement.
- Gaji Tim: Dibayar bulanan kayak karyawan profesional (rata-rata US$ 5.000–$50.000/bulan).
- Streaming & Konten: Platform kayak Twitch dan YouTube kasih pendapatan tambahan dari views dan donasi.
- Merchandising: Penjualan jersey, figurine, atau produk tim.
Jadi, kalau dikumpulin, penghasilan tahunan pro player top bisa nyentuh jutaan dolar bahkan tanpa turnamen besar.
Kesimpulan: E-Sport Sekarang Udah Setara Industri Olahraga Dunia
Dulu, banyak orang ngeremehin dunia e-sport. Tapi sekarang, para pro player hidup di level yang sama dengan atlet besar.
Bayangin aja, ada gamer yang dapet Rp 100 miliar cuma dari satu turnamen.
Tapi di balik semua itu, ada kerja keras, latihan berjam-jam, stres kompetitif, dan tekanan global. E-sport bukan lagi hobi — ini profesi dengan tanggung jawab besar.
Checklist Pro Player E-Sport Dengan Gaji Tertinggi di Dunia:
- N0tail – US$ 7 juta (Dota 2)
- JerAx – US$ 6,4 juta (Dota 2)
- Ana – US$ 6 juta (Dota 2)
- Topson – US$ 5,6 juta (Dota 2)
- Miracle- – US$ 4,8 juta (Dota 2)
- Bugha – US$ 3,7 juta (Fortnite)
- Faker – US$ 5 juta (League of Legends)
- ppd – US$ 3 juta (Dota 2)
Jadi, kalau kamu masih dibilang “ngapain main game terus,” kasih aja artikel ini. Karena di dunia e-sport, game bukan cuma hiburan — tapi karier serius yang bisa bikin kamu miliarder digital.